Cerita Perjalanan Promilku Hampir 3 Tahun Kosong

Hallo semua bertemu lagi di tulisan aku yang ke-2. Kali ini aku akan menceritakan perjalanan promilku. Mungkin di antara teman-teman semua ada yang sedang berjuang untuk 2 garis merah. Semoga artikel ini dapat mengandung ilmu yang dapat di petik. Atau setidaknya dapat memberikan manfaat.
Sebenarnya sudah sejak lama aku ingin share promilku. Tapi, takutnya kurang menarik, ditambah sehabis melahirkan aku benar-benar ingin memfokuskan diri merawat bayiku yang sudah ku inginkan sejak dari tiga tahun yang lalu. Jadi ku putuskan untuk aku share di blog ini saja. Sembari belajar menulis ya. 
Di tahun pertama pernikahanku belum banyak usaha yang aku lakukan.  Menurut artikel yang banyak aku baca untuk satu tahun pertama pernikahan apabila belum di karuniai keturunan belum dapat dikatakan memiliki gangguan fertilitas. Pada saat itu aku dan suamiku memang menjalani Long Distance Merriage (LDM). Ku pikir wajar saja bila belum juga di karuniai anak.  Aku belum berfikir bahwa kami memiliki masalah ferlititas.  
Akhirnya setelah satu tahun belum juga punya anak, aku memutuskan untuk promil ke salah satu dokter kandungan di Kota Cimahi. Karna pengetahuanku yang awam mengenai promil, dan juga mencari-cari informasi mengenai promil hanya selintas saja. Aku dan suamiku langsung saja mengunjungi Klinik Cimahi Sehat dengan janji bertemu promil.  Yang mana promil itu tidak bisa di lakukan di sembarang klinik atau rumah sakit. Setidaknya harus di tangani oleh SpOg yang memang memahami masalah ferilitas.  Akhirnya hari itu aku hanya di cek usg biasa saja.  Dan hasilnya rahimku nampak sehat-sehat saja. Lalu aku juga coba cek USG di beberapa klinik lainnya dan hasilnya sama.  Sampai suatu hari aku coba USG lagi di klinik Budiluhur, disitu terdeteksi ada kista yang kecil sekali sekitar nol koma sekian. Kata dokter itu masih oke-oke saja. Namun itu cukup membuatku untuk berpikir yang aneh-aneh.  Akhirnya aku mencari informasi betul-betul di internet dan juga pada teman-temanku di kantor yang juga sedang atau pernah promil. Hasil dari pencarian informasi tersebut rata-rata mengarah pada hal yang sama yaitu PCOS. Teman-temanku menyarankan aku untuk USG transvaginal. Dan mendengar cerita teman-temanku jadi ngeri sendiri, karna katanya USG transvaginal cukup menyakitkan. Belum juga di tambah dengan harga sekali USGnya yang cukup mahal. 
Semakin banyak bertanya pada yang sudah berpengalaman semakin ngeri.  Ngerinya kenapa?  Ngerinya karna harganya yang super wow.  Banyak saran yang ku dapat. Di antaranya inseminasi buatan,  akupunktur, dan juga di operasi pengangkatan kista, hingga bayi tabung yang mana harganya cukup mahal di dompetku.  
Akhirnya aku coba cara yang affordable di kocek. Aku mencoba dengan cara konsumsi obat herbal, buah zuriat,  madu,  kurma muda sudah pernah aku coba.  Namun masih saja hasilnya negatif.  Pada akhirnya aku mulai berpikir mungkin karna LDM jadi faktor utama belum juga kami di beri keturunan.  Akhirnya di usia pernikahanku yang hampir 2 tahun aku putuskan untuk berhenti bekerja dan memilih ikut suami ke Cikarang. 
Setelah 5 bulan berhenti bekerja dan terbang ke Negara Cikarang ✌, nyatanya belum juga membuahkan hasil.  Akhirnya aku mencoba melamar pekerjaan kembali,  dan mendapat pekerjaan di tempat yang cukup jauh dari rumahku. Hari-hariku di Cikarang setidaknya tidak terasa terlalu berat dengan adanya kegiatan yang mengisi hari-hariku. Setiap hari berangkat kerja pulang kerja langsung main hp tidur, bonus weekend pacaran ke Mall atau pulkam ke Bandung. 
Hari-hari membosankan itu akhirnya aku lampiaskan pada suamiku.  Aku sempat menyalahkan suamiku karna dia perokok berat.  Sampai ku menangis sesegukan meminta suamiku berhenti merokok.  Akhirnya setelah kejadian itu suamiku mengalah, dan mengabulkannya. Dia berhenti merokok dan itu cukup membuatku terharu dan semakin cinta, haha.  Yang mana aku tahu benar berhenti merokok itu hal yang paling sulit dia lakukan.
Akhirnya kami mulai fokus untuk menjalankan promil dengan sungguh-sungguh.  Kami mulai mendatangi dokter SpOg RS Mitra Keluarga Cikarang.  Disana kami benar-benar mendapatkan arahan yang jelas untuk promil. Pertama suamiku mendapat rujukan tes Analisis Sperma,  sedangkan aku di rujuk untuk melakukan HSG.  Dan lagi-lagi aku kaget dengan masalah buaya alias biaya yang cukup mahal karna ini baru tahapan awalnya saja bukan untuk mengobati infertilitasnya.  (untuk perkiraan harganya searching bah gugel aja ya ku tak sanggup merincinya ✌). Saat itu ku pikir kami bisa menghabiskan seluruh tabungan kami hanya untuk promil apabila benar-benar malakukan tahapan promil sampai tahap yang lebih lanjut. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan tes Analisis Sperma. Dengan pertimbangan suamiku selama ini belum pernah di tes,  dan setiap promil yang di cek selalu aku.  Akhirnya suamiku mau setelah diskusi cukup panjang. 
Hari itu kami tes Analisis sperma di RS Siloam,  hasilnya baru didapat ke esokan harinya.  Namun hasil dari tes itu cukup mengecewakan. Mungkin saat itu kondisinya suamiku sehabis pulang kerja shift malam.  Jadi hasilnya kurang optimal. Namun selembar kertas itu cukup membuatku putus asa.  Tentunya tidak hanya aku.  Suamiku pun terpukul akan hal ini.  
Sampai akhirnya aku bertanya mengenai hasil tes sperma di aplikasi Lady Timer. Sebuah aplikasi yang menghitung masa subur, namun ada kolom diskusinya juga. Aku dapat rekomendasi aplikasi itu dari teman kuliahku. Disitu aku menceritakan kondisi suamiku sebagai anonim.  Lalu ada seseorang yang chat aku secara pribadi. Dia juga mengalami kondisi yang sama. Bahkan mereka sudah tahun ke 4 belum punya anak. Suamiku di rekomendasikan untuk minum obat herbal mereknya Kapikachu dari Himalaya.  Gambarnya seperti berikut. 

Disana aku mulai merasa ada setitik harapan. Selain itu di aplikasi itu juga aku di rekomendasikan dari teman-teman pejuang dua garis merah untuk follow ig Dr Yasin Bintang. Ini ig nya https://instagram.com/yassinbintang?igshid=m6trosf907x8 . 



Dari highlight Dr Yasin Bintang aku mendapat banyak tips. Di antaranya wajib konsumsi Asam folat,  dan berhubungan seminggu tiga kali atau dua hari sekali, suami tidak merokok,  dan juga istri rajin mengkonsumsi sayuran, suami rajin konsumsi perdagingan.  Hal yang begitu simple aku jalani selama kurang lebih 3 bulan.  Namun cukup gempor buat suami 😁🙏 ampun pak suami.  
Setelah 3 bulan menjalani rutinitas itu, kami belum juga di karuniai anak.  Akhirnya aku berhenti bekerja dan mencoba membuka usaha Laundry di dekat rumah. Saat itu kami sungguh bersemangat. Kami mendapatkan sewa ruko yang cukup nyaman. Selain lokasinya yang cukup dekat di depan komplek perumahan pemilik ruko yang juga tinggal di belakang ruko cukup baik pada kami. Mereka sudah cukup sepuh,  dan rasanya seperti orang tua bagi kami. Kami biasanya memanggil Bu Haji pada ibu pemilik ruko.
Wajar bila pemilik ruko ingin tahu tentang penyewanya. Terkadang bu haji suka datang menghampiri ku di Laundry.  Untuk sekedar bergosip,  atau bertanya tentang aku dan suamiku.  Akhirnya ku ceritakan juga bahwa kami belum punya anak.  Seberarnya aku tidak ingin menceritakannya.  Namun beliau bertanya. Pertanyaan yang sering ku dapat dari banyak orang.  "Sudah punya anak/belum?". Dan lagi terjadi, setelah kuceritakan tentang hal itu,  pandangan iba, simpati langsung terpampang di wajah bu Haji. Perasaan seperti itu yang membuatku tidak nyaman setiap kali orang-orang memperlakukannku seperti itu.  I'm not loserBut, setiap kali aku di perlakukan seperti itu "dikasihani" I feel like "Im the real LOSER". Please aku ga butuh rasa simpati itu.
Hari-hari kujalani di Laundry. Ku kira akan lepas dari orang-orang yang sering bertanya pertanyaan yang sama dan pembahasan yang kuhindari.  Namun dimana saja ku berada ada saja topik itu yang begitu bebal aku bosan membahasnya. Akhirnya suatu hari aku berkata pada Allah.  "Ya Allah jika pernikahanku dengan suamiku ini tidak akan pernah di karuniai anak aku ikhlas ya Allah,  Namun teguhkanlah pernikahan ini sampai kapanpun". Doa itu benar-benar ikhlas dan tulus ku panjatkan. 
Setelah hari itu berlalu aku benar-benar tidak lagi memikirkan promilku.  Aku makan apa saja yang aku suka.  Di siang hari Bekasi sungguh aduhay panasnya. Aku sering minum Nutrisari dingin dengan es yang berlimpah sebagai penyemangatku di Laundry. Saat itu aku belum memiliki karyawan. Di bulan ke-dua kami baru mempekerjakan 2 orang karyawan di Laundry. Kesibukanku di laundry membuatku lupa tentang rencana promilku. Juga perkataan orang-orang tentang aku. Pikiranku bebas tidak terbebani. Suatu hari bu haji membawa cucunya yang masih berusia 3 bulan ke laundry. Dan alangkah bahagianya aku bisa berkesempatan menggendong bayi itu. Ku pandangi bulat pipinya bayi itu. Berkata hatiku, "Oh indahnya bayi mungil ini ya Allah aku juga ingiiiiiin", lirih hatiku saat itu. Lalu aku meminta karyawanku untuk mengambil foto aku dengan bayi itu ku posting di instagramku. Suamiku melihat postinganku langsung chat WA saat itu. Dan kami saling berdoa untuk hal yang selama ini kami inginkan. 
Aku begitu mensyukuri nikmat rezeki yang selama ini aku dapatkan. Namun semua ini terasa belum lengkap.  Meleleh hati ini tiap ku ingat itu. 
Tidak seperti biasanya saat itu perutku terasa perih. Begitu perihnya walau sudah diisi makanan tetap terasa perih. Ku pikir aku magh. Tapi perihku itu rasanya seperti ingin makan makanan pedas. Seperti rujak mangga muda, seblak pedas, bakso pedas, semuanya yang pedas. Badan terasa lemas sekali, akhirnya ku putuskan untuk minum nutrisasi pake es yang banyak seperti biasa 😋.  Lalu aku berkeliling ke sekitar komplek mencari tukang buah yang menjual mangga muda. Siang bolong ngerujak mangga muda di Laundry bersama karyawanku. Keesokan harinya diulang lagi seperti itu. Suamiku sudah mulai curiga. Aku sudah seminggu telat haid. Sebetulnya aku sudah sering telat seminggu. Aku tidak mau GR saat itu, tapi suamiku terus menggoda. Sampai akhirnya suatu hari aku membantu pekerjaan karyawanku di laundry mengangkat cucian yang sudah di cuci dari mesin. Kepalaku pusing keleyengan. Saat buang air kecil ada flek di celanaku. Patah hati lagi untuk ke sekian kalinya. Kali itu aku benar-benar patah hati. Teringat suamiku yang sudah menggodaku sejak telat tiga hari. Aku chat suamiku dan aku disuruh istirahat pulang. Aku langsung titipkan Laundry ke karyawanku. Tancap gas motor lalu pulang kerumah pasang AC sampai dingin banget saat itu. Tidak lama kemudian Suamiku pulang lebih awal. Dia membawa jus jambu untuk menghiburku. Malam harinya aku diberi Test Pack Oleh suamiku. Karna seringnya satu garis aku sudah trauma. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur saja malam itu. Baru keesokan harinya saat waktu subuh aku berani mencoba testpack yang berada di atas meja TV. 
Subhanallah Allah maha baik. Garis itu dengan cepat melesat menjadi dua garis. Pemandangan yang tidak biasanya aku lihat saat melakukan testpack. Seketika aku langsung berlari ke kamar dan memeluk suamiku. Suamiku pun terbangun kuberikan testpak dua garis merah. Di ruangan 3x3 meter itu kami managis berpelukan. Oh ya Allah Terimakasih, Alhamdulillah kami ucapkan tiada henti.


 Di akhir cerita setelah kami selesai menangis berpelukan. tiba-tiba aku menangis lagi karena mendengar ucapan suamiku. 
👷: "Mih, berarti siap-siap ya bulan depan mimih gak gajian." 
👱: "Lah kenapa Pih ?"
👷: " Pipih minggu kemaren nadzar kalo bulan ini mimih positif hamil seluruh gaji pipih bulan depan akan disumbangkan ke anak yatim"
👱: "Oh gitu ya pih, ok deh pih mimih ikhlas" (sambil lanjut nangis lagi :'D ) 

Oh  tidaaaaaak dalam hatiku begitu. Tapi Sungguh saat itu ku ikhlas. Hanya saja menjadi cerita lucu karna doi tak bilang-bilang kalau Nadzar. Bikin bunda jadi syok 😆. Akhirnya ada pelangi setelah hujan turun. Ada bahagia setelah ujian yang cukup panjang. Pada akhirnya tanpa inseminasi buatan, tanpa HSG, tanpa akupunktur, tanpa bayi tabung, jika sudah memang sudah suratan pada akhirnya diberikan pula zuriat.
Sampai sekarang entah apa sebab ilmiahnya bisa positif hamil bila ku telusuri. Entah Karna suami berhenti merokok, entah karna minum nutrisari setiap hari yang ternyata mengandung asam folat dan vitamin E, atau karna Kapikachu yang disarankan temanku di aplikasi Lady Timer, atau tips dari Dr Yassin Bintang yang di anjurkan berhubungan 2 hari sekali. Wallahulam, yang jelas itu sudah ketentuan Allah dan saat itu aku benar-benar sudah ikhlas dan pasrah tidak lagi memikirkan tentang promil.
Sekian ceritaku tentang perjalanan promilku. semoga menginspirasi dan dapat di ambil pelajaran. Semoga Teman-teman semua yang juga sedang berjuang memperoleh dua garis merah dapat disegerakan. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Promina Homemade

Mengapa Zat Besi Menjadi Fokus Utama Di Menu MPASI??

Star